DKI Antisipasi Dampak La Nina
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengantisipasi dampak La Nina. Diperkirakan curah hujan akan mulai meningkat pada Juni ini. Setidaknya ada dua ancaman bencana yang perlu diwaspadai yakni banjir serta cuaca buruk.
Di DKI, bulan Juli ini masih kategori aman, pada Agustus terlihat di hulu, kemudian puncaknya pada September, Oktober dan November, intensitas hujan semakin tinggi
Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Denny Wahyu mengatakan, Jakarta pada bulan Juli masih aman. Curah hujan akan meningkat pada Agustus.
"Di DKI, bulan Juli ini masih kategori aman, pada Agustus terlihat di hulu, kem
udian puncaknya pada September, Oktober dan November, intensitas hujan semakin tinggi," kata Denny, saat rapat pimpinan (Rapim) di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (18/7).Hujan di Ibukota Efek La NinaBadan Metorologi Klimatologi dan Geofisika (BKMG) memperkirakan peluang curah hujan pada saat La Nina ini bisa mencapai 300 milimeter per bulan. Angka itu sudah melebihi kriteria tertinggi.
Denny menjelaskan ada dua ancaman bencana yang perlu diwaspadai yakni peningkatan resiko bencana banjir. Serta cuaca buruk yang menyebabkan angin puting beliung, ombak tinggi dan rob.
Khusus untuk bencana banjir, yang perlu diantisipasi yakni permukiman yang ada di daerah aliran sungai. Di Jakarta Timur seperti di aliran Sungai Sunter dan Cipinang. Di Jakarta Selatan yakni di Sungai Pesanggrahan. Sementara di aliran Sungai Ciliwung sudah relatif aman.
Pihaknya akan terus menginformasikan peringatan dini kepada masyarakat jika terjadi ancaman bencana. Selain itu, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) diminta untuk segera memeriksa saluran air di wilayah masing-masing.
Sementara untuk rob, masih ada beberapa daerah yang akan terdampak, seperti di Marunda, Pantai Indah Kapuk, Kepuk, dan Muara Angke.
"Kami minta SKPD untuk menyiapkan berbagai kemungkinan, seperti saluran air harus bersih," tandasnya.